05 September 2020
Danau Toba adalah salah satu keindahan dan keajaiban yang Tuhan titipkan kepada manusia untuk dilestarikan dengan panjang 100 km dan lebar 30 km dengan ledalaman 505 m. Danau Toba yang terletak di Sumatera Utara ini merupakan salah satu danau vulkanik terindah yang dimiliki Indonesia. Dengan luas yang mencapai 1.145 kilometer persegi, Danau Toba tampak seperti sebuah lautan yang berada di ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Selain disebut sebagai danau terluas dan terindah di Asia Tenggara.
Kaldera Toba atau yang lebih dikenal sebagai Danau Toba ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Prancis, Selasa 2 Juli 2020. Pemerintah Indonesia berhasil meyakinkan Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan itu bahwa Kaldera Toba memiliki kaitan geologis dan warisan tradisi yang tinggi dengan masyarakat lokal, khususnya dalam hal budaya dan keanekaragaman hayati.
Danau Toba menyajikan banyak kekayaan alam dan budaya. Dimana penduduk yang tinggal di sekitaran Danau Toba adalah bersuku Batak 90% dan didampingi dengan suku-suku lainnya. Keindahan alamnya memanjakan mata siapa saja yang berkunjung ke "Tanah Batak" ini. Bagi masyarakat Batak yang berada di sekitar lokasi danau ini, Danau Toba bukan hanya tempat wisata alam yang memiliki keindahan luar biasa. Mereka percaya bahwa Danau Toba menjadi tempat bersemayamnya tujuh dewi suku Batak atau yang biasa disebut dengan Namborru. Setiap kali akan melakukan kegiatan di sekitar danau, masyarakat akan berdoa dan meminta izin terlebih dahulu agar acara mendapat berkah dan dapat berjalan dengan lancar.
Sebagai tujuan utama Pariwisata di Indonesia, Danau Toba juga sangat cocok untuk dijadikan berwisata sepeda. Yang baru-baru ini diadakan oleh Kemenparekraf dan bersynergi dengan beberapa Travel dan komunitas sepeda mengadakan GeoBike Caldera Toba #6 dengan rute perjalanan Medan-Sipinsur-Bakara. Banyak peserta yang antusias dengan wisata sepeda ini. Mereka sangat menikmati jalur yang menantang adrenalin sambil menikmati kepingan surga di sekitar Danau Toba. Jalur yang berliku, penuh dengan tanjakan dan turunan belum lagi ditambah dengan perbaikan infrastruktur membuat adrenalin terpicu. Walaupun ada beberapa peserta yang terjatuh akibat medan yang berat, tapi tidak mematahkan semangat mereka untuk berwisata sepeda. Mereka sangat puas dan bangga karena bisa menaklukkan medan yang sulit ini.
Kegiatan ini juga mempromosikan keindahan alam Danau Toba dengan mengedepankan CHSE (Clean Health Safety Enviromental Sustainability).
"Jaga destinasi wisata, jaga kebersihan dan kesehatan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Terapkan hidup sehat," ungkap Alfrida Pelita Sari sebagai Koordinator Promosi Wisata Minat Khusus buatan Kemenparekraf saat melepas peserta gowes GoBike.
Dengan adanya kegiatan GeoBike yang melibatkan RKI (Rumah Karya Indonesia) dan pelaku pariwisata serta insan kreatif setempat diharapkan bisa menghidupkan kembali pariwisata di kawasan Danau Toba secara keseluruhan.
Disuasana AKB ini konsep pariwisata berubah dari MICE Tourism berubah kearah minat khusus. Tentunya dengan konsep ini diharapkan masyarakat berbondong-bondong datang kemari pasca "New Normal" tentunya dengan mengedepankan protokol kesehatan.
Sementara itu, Kadis Pariwisata Humbang Hasundutan (Humbahas), Sabar Purba berharap dengan kegiatan GeoBike Kaldera Toba #6 ini diharapkan kunjungan wisatawan ke kabupaten ini semakin meningkat. Sehingga pariwisata yang berkesinambungan bisa berkembang di daerah ini.
Tahun-tahun terakhir ini pemerintah melalui Kemenparekraf sedang menggalakkan Danau Toba sebagai prioritas Pariwisata kelas dunia. Fasilitas dan infrastruktur pun turut diperbaiki dan diperbaharui demi menunjang bangkitnya kembali wisata Danau Toba sebagai wisata kelas dunia. Tidak lupa juga Kemenparekraf turut melibatkan Travel, Pramuwisata (HPI DPD Sumut), komunitas-komunitas dan masyarakat lokal untuk berperan aktif untuk mempromosikan Danau Toba sebagai kawasan wisata kelas dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar